Rabu, 29 Agustus 2018

HAKIKAT MEDIA PEMBELAJARAN

A. Pembelajaran Sebagai Proses Komunikasi
Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan seseorang dalam upaya memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai positif dengan memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar. Pembelajaran melibatkan dua pihak, yaitu siswa sebagai pembelajar dan guru sebagai fasilitator. Kaitannya bahwa belajar membutuhkan interaksi, hal ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran merupakan proses komunikasi, artinya didalamnya terjadi proses penyampaian pesan dari seseorang (sumber pesan) kepada seseorang atau sekelompok orang (penerima pesan. Baik buruknya sebuah komunikasi ditunjang oleh penggunaan saluran (media) dalam komunikasi tersebut. Karena pada dasarnya pembelajaran merupakan proses komunikasi, maka media termasuk dalam media pembelajaran.

B. Kedudukan Media dalam Sistem Pembelajaran
System adalah suatu totalitas yang terdiri dari sejumlah komponen atau bagian yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Pembelajaran dikatakan sebagai sebuah system karena didalamnya mengandung komponen yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.



C. Hakikat Media Pembelajaran
Kata media dalam “media pembelajaran” berasal dari bahasa Latin yaitu medius yang berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’. Dalam bahasa arab, media adalah perantara (وسائل) atau pengantar pesan dari pengantar ke penerima.
Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pebelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran / pelatihan.
Pengertian Media Pembelajaran menurut para ahli pendidikan diantaranya:
1.  Menurut AECT (Assosiation for Educational Communication and Technology, 1977). Media merupakan segala bentuk dan saluran yang digunakan dalam proses penyampaian informasi.
2.   Gerlach dan Ely (1971) berpendapat bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.
3. Menurut NEA (National Educational Assosiation). Media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio visual serta peralatannya. Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar, dan di baca.
4. Menurut Asnawir dan Basyiruddin dalam bukunya mendefinisikan media adalah suatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses pendidikan .
5. Zakiah Darajat mengutip Rostiyah dkk. media pendidikan merupakan alat, metode, dan tehnik yang digunakan dalam rangka meningkatkan efektifitas komunikasi dan interaksi edukatif antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah .
Dari beberapa definisi diatas dapat kita simpulkan bahwa media pembelajaran merupakan wadah dari pesan yang oleh sumber atau penyalurnya ingin diteruskan kepada sasaran yaitu penerima pesan tersebut. Bahwa materi yang ingin di sampaikan adalah pesan pembelajarannya serta tujuan yang ingin dicapai adalah terjadinya proses belajar mengajar.
Apabila dalam satu dan hal lain media tidak dapat menjalankan sebagaimana fungsinya sebagai penyalur pesan yang diharapkan, maka media tersebut tidak efektif dalam arti tidak mampu mengkomunikasikan isi pesan yang diinginkan dan disampaikan oleh sumber kepada sasaran yang ingin dicapai.

D. Kriteria Media Pembelajaran
Gerlach menyebutkan bahwa media jika dipahami dalam garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu meperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap (Arsyad (2002).
Ruseffendi, (1994:132) mendefinisikan alat peraga matematika atau media pembelajaran matematika merupakan alat untuk menerangkan / mewujudkan konsep matematika.  batasan bahwa alat peraga merupakan alat bantu mendidik dan mengajarkan siswa agar apa yang diajarkan mudah dimengerti oleh siswa.
Dalam hal ini, Muchadis (1996:14) mengemukakan beberapa kriteria yang dapat dipakai untuk menentukan keberhasilan suatu media pembelajaran.
Adapun kriteria keberhasilan media terdiri atas :
        1.      tingkat ketertarikan,
        2.      keterpahaman,
        3.      kredibilitasnya,
        4.      tingkat identifikasi perilaku atau kejadian,
        5.      ketepatan pesan yang disampaikan,
        6.      daya penuh terhadap pemusatan perhatian,
        7.      tingkat kesesuaiannya dengan usia,
        8.      keefektifan pendekatannya,
        9.      keseimbangannya dengan kelompok masyarakat,
       10.  tingkat penghargaan terhadap nilai-nilai
       11.  tingkat keakuratan isinya,
       12.  kontribusinya terhadap kemampuan daya ingat,
       13.  efektif, dan
       14.  standar teknis.
           Beberapa istilah media pembelajaran yang kebanyakan para ahli pendidikan membedakannya antara media dan alat peraga, namun kedua istilah tersebut juga digunakan saling bergantian. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, ketepatgunaan, kondisi siswa, ketersediaan perangkat keras dan perangkat lunak, mutu teknis dan biaya. Oleh sebab itu,
Beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan antara lain:
1)      Media yang dipilih hendaknya selaras dan menunjang tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Masalah tujuan pembelajaran ini merupakan komponen yang utama yang harus diperhatikan dalam memilih media. Dalam penetapan media harus jelas dan operasional, spesifik, dan benar-benar tergambar dalam bentuk perilaku (behavior).
2)      Aspek materi menjadi pertimbangan yang dianggap penting dalam memilih media. Sesuai atau tidaknya antara materi dengan media yang digunakan akan berdampak pada hasil pembelajaran siswa.
3)      Kondisi audien (siswa) dari segi subjek belajar menjadi perhatian yang serius bagi guru dalam memilih media yang sesuai dengan kondisi anak. Faktor umur, intelegensi, latar belakang pendidikan, budaya, dan lingkungan anak menjadi titik perhatian dan pertimbangan dalam memilih media pengajaran.
4)      Ketersediaan media di sekolah atau memungkinkan bagi guru mendesain sendiri media yang akan digunakan merupakan hal yang perlu menjadi pertimbangan seorang guru. Seringkali suatu media dianggap tepat untuk digunakan di kelas akan tetapi di sekolah tersebut tidak tersedia media atau peralatan yang diperlukan, sedangkan untuk mendesain atau merancang suatu media yang dikehendaki tersebut tidak mungkin dilakukan oleh guru.
5)      Media yang dipilih seharusnya dapat menjelaskan apa yang akan disampaikan kepada audien (siswa) secara tepat dan berhasil guna, dengan kata lain tujuan ditetapkan dapat dicapai secara optimal.
6)      Biaya yang akan dikeluarkan dalam pemanfaatan media harus seimbang dengan hasil yang akan dicapai. Pemanfaatan media yang sederhana mungkin lebih menguntungkan daripada menggunakan media yang canggih (teknologi tinggi) bilamana hasil yang dicapai tidak sebanding dengan dana yang dikeluarkan.
Imansjah Alipande (2000 : 153) mengemukakan, “Alat bantu mengajar atau alat peraga adalah segala sesuatu yang dapat digunakan  dalam mengajar agar pengajaran dapat  berlangsung efektif dan efisien.

E. Klasifikasi Media Pembelajaran
    Dalam perjalanannya, perkembangan media pembelajaran mengikuti arus perkembangan teknologi. Teknologi yang paling tua yang dimanfaatkan adalah sistem percetakan yang bekerja atas dasar prinsip mekanistik. Kemudian teknologi audio visual menggabungkan penemuan mekanistik dan elektronik untuk tujuan pembelajaran. Teknologi yang muncul terakhir adalah mikro procesor yang melahirkan pemakaian komputer dan kegiatan interaktif. Berdasarkan perkembangan tersebut, maka media pembelajaran dapat diklasifikasikan dalam 4 kelompok, yaitu: media hasil teknologi cetak, media hasil teknologi audio visual, media hasil teknologi yang berdasarkan komputer, media hasil penggabungan teknologi cetak dan computer.
         Menurut Rudi Bretz mengklasifikasikan ciri utama media pada unsur pokok yaitu: suara, visual, dan gerak. Untuk visual itu sendiri dibedakan lagi pada tiga bentuk, yaitu: gambar visual, garis (liner graphic), dan simbol. Dia juga membedakan media siar dan media rekam, sehingga terdapat delapan klasifikasi media;
            a)      Media audio visual gerak
            b)     Media audio visual diam
            c)      Media audio semi gerak
            d)     Media visual gerak
            e)      Media visual diam
            f)      Media visual semi gerak
            g)     Media audio
            h)     Media cetak
Sedangkan menurut Oemar H. Malik, ada empat klasifikasi media pengajaran, yaitu:
              a.       Alat-alat visual yang dapat dilihat,
              b.      Alat-alat yang bersifat auditif atau yang hanya bisa didengar,
              c.       Alat-alat yang bisa dilihat dan didengar,
              d.      Dramatisasi.
     Namun menurut Gagne, ada tujuh macam klasifikasi media, yaitu: benda untuk didemonstransikan, komunikasi lisan, gambar cetak, gambar diam, gambar gerak, film bersuara, mesin belajar. Tujuh macam pengklasifikasian media tersebut kemudian di kaitkan dengan kemampuannya memenuhi fungsi menurut tingkat hierarki belajar yang di kembangkannya yaitu pelontar stimulus belajar, penarik minat belajar, contoh prilaku belajar, memberi kondisi-kondisi external, menuntut cara berfikir, memasukan alih ilmu, menilai prestasi dan memberi umpan balik.
Berdasarkan beberapa pengklasifikasian di atas dapat ditarik kesimpulan secara umum media pembelajaran ada lima yaitu: media berbasis cetakan, media berbasis visual, media berbasis audio-visual, media berbasis komputer, media berbasis manusia.

F. Karakteristik Media Pembelajaran
     Pengklasifikasian sebagaimana yang telah dibahas pada uraian terdahulu menjelaskan karakteristik atau ciri-ciri spesifik masing-masing media berbeda satu dengan lainnya sesuai dengan tujuan dan maksud pengelompokan. Kita dapat mengetahui karakteristik media menurut tinjauan ekonomisnya, lingkup sasaran yang diliput, kemudahan kontrolnya oleh si pemakai dan sebagainya. Juga dapat dilihat dari kemampuan membangkitkan rangsangan indera penglihatan, pendengaran, perabaan, percakapan, maupun penciuman, atau kesesuaiannya dengan tingkat hirarki belajar. Seperti dikemukakan oleh Kemp (1975) merupakan dasar pemilihan media sesuai dengan situasi belajar tertentu. Sebagaimana yang juga dikatakan oleh Arief S. Sadiman (1986) bahwa klasifikasi media, karakteristik media, dan pemilihan media merupakan  kesatuan yang tidak terpisahkan dalam penentuan strategi pembelajaran. Berikut ini adalah penjelasan lebih lanjut tentang karakteristik media pembelajaran.
   1.  Media berbasis manusia
           Diantara beberapa media media berbasis manusia merupakan media tertua untuk mengirimkan dan mengkomunikasikan pesan atau informasi. Media ini bermanfaat khususnya bila tujuan kita adalah mengubah sikap atau ingin secara langsung terlibat dengan pemantauan pembelajaran siswa. Media manusia dapat mengarahkan dan mempengaruhi proses belajar melalui eksplorasi terbimbing dengan menganalisis dari waktu ke waktu apa yang terjadi pada lingkungan belajar. Seringkali dalam suasana pembelajaran, siswa pernah mengalami pengalaman belajar yang jelek dan memandang belajar sebagai sesuatu yang negatif. Instruktur manusia “sebagai media” secara intuitif dapat merasakan kebutuhan siswanya dan memberinya pengalamn belajar yang akan membantu mencapai tujuan pembelajaran.
            Media berbasis manusia mengajukan dua teknik yang efektif, yaitu rancangan yang berpusat pada masalah dan bertanya ala Socrates. Rancangan pembelajaran yang berpusat pada masalah dibangun berdasarkan masalah yang harus dipecahkan oleh pelajar. Dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Merumuskan masalah yang relevan.
b. Mengidentifikasi pengetahuan dan ketrampilan yang terkait untuk memecahkan masalah.
c. Ajarkan mengapa pengetahuan itu penting dan bagaimana pengetahuan itu dapat diterapkan untuk pemecahan masalah.
d. Tuntun explorasi siswa.
e. Kembangkan masalah dalam konteks yang beragam dengan tahapan tingkat kesulitan.
f.  Nilai pngetahuan ssiwa dengan memberikan masalah baru untuk dipecahkan.

Sedangkan bertanya ala Socrates:
a. Mengidentifikasi pertanyaan yang meminta siswa berbagi, menganalisis, mengevaluasi, dan mensintesis pekerjaan atau tugas mereka.
b. Pelajaran mungkin bisa dimulai dengan diskusi dalam kelompok besar sebagai pembahasan explorasi. Siswa slsnjutnya dapat dikelompokan dalam kelompok-kelompok kecil untuk mendalami isu dan gagasan-gagasan yang muncul dalam pembahasan kelompok besar.
c. Menentukan apakah siswa harus belajar atau bekerja bersama-sama dalam kelompok, perorangan, seorang demi seorang, atau secara bebas.
Salah satu faktor penting dalam pembelajaran dengan media berbasis manusia ialah rancangan pelajaran yang interaktif.
 1. Media berbasis Cetakan
        Media berbasis cetakan paling umum dikenal adalah buku teks, buku penuntun, jurnal, majalah, dan lembaran kertas. Dalam media berbasis cetakan terdapat enam hal yang harus diperhatikan saat merancang, yaitu: konsistensi, format, organisasi, daya tarik, ukuran huruf, dan penggunaan spasi kosong.
            Pembelajaran berbasis teks yang interaktif mulai populer pada tahun 1960-an dengan istilah pembelajaran tertprogram yang merupakan materi untuk belajar mandiri. Dengan format ini, pada setiap unit kecil informasi disajikan dan respon siswa diminta baik dengan cara menjawab pertanyaan atau berpartisipasi dalam kegiatan latihan.
Materi media berbasis cetak merupakan dasar pengembangan dan penggunaan kebanyakan materi pembelajaran lainnya. Yang mempunyai ciri sebagai berikut:
a. Teks dibaca secara linear.
b. Teks menampilkan komunikasi satu arah dan reseptif.
c. Teks ditampilkan statis.
d. Pengembangan sangat tergantung pada prinsip-prinsip kebahasaan dan persepsi visual.
e.  Teks juga berorientasi pada siswa.
f.  Informasi dapat diatur dan ditata ulang oleh pemakai.

  • Media berbasis cetak memiliki kelebihan yaitu:
    a. Dapat menyajikan pesan atau informsi dalam jumlah yang banyak.
   b. Pesan atau informasi dapat dipelajari oleh siswa sesuai dengan kebutuhan, minat, dan kecepatan masing-masing.
   c. Dapat dipelajari kapan dan dimana saja, karena mudah dibawa
   d. Bahkan lebih menarik apabila di lengkapi dengan gambar dan warna.
   e. Perbaikan atau revisi mudah dilakukan.

  • Sedangkan kelemahan media berbasis cetak :
a. Proses pembuatannya membutuhkan waktu yang cukup lama.
b. Bahan cetak yang tebal mungkin dapat membosankan dan mematikan minat siswa untuk membacanya.
c. Apabila jilid dan kertasnya jelek, bahan cetak akan mudah rusak dan sobek.

2. Media berbasis Visual
            Seperti halnya media berbasis cetak, media visual tak jauh beda dengan media berbasis cetak. Yakni juga merupakan dasar pengembangan dan penggunaan kebanyakan materi pembelajaran lainnya yang memiliki karakteristik:
a. Visual diamati berdasarkan ruang.
b. Visual juga menampilkan komunikasi satu arah dan reseptic.
c. Visual juga ditampilkan statis.
d. Persepsi visual digunakan sebagai acuan dalam prinsip-prinsip kebahasaan media berbasis teks.
e. Media visual juga berorientasi pada siswa.
f. Informasi dapat ditata ulang dan diatur oleh pemakai.
Media berbasis visual (image/perumpamaan) memegang peran yang sangat penting dalam proses belajar. Media visual dapat memperlancar pemahaman (misalnya melalui elaborasi struktur dan organisasi) dan memperkuat ingtan. Visual dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Agar menjadi efektiv, visual sebaiknya ditempatkan pada konteks yang bermakna dan siswa harus berinteraksi dengan visual itu untuk menyakinkan adanya proses informasi.

  • Kelebihan media berbasis visual:
a. Lebih menarik karena ada gambar, sehingga memberikan pengalaman nyata untuk siswa.
b. Lebih mudah mengingat dengan visual peta konsep, maid mapping dan singkatan.
c. Media visual dapat memperlancar pemahaman (misalnya melalui elaborasi struktur dan organisasi) dan memperkuat ingatan siswa.
d. Visual dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata.

  • Kekurangan media berbasis visual:
a. Akan terjadi kesulitan jika siswa mengalami masalah pada indra penglihatannya.
b. Siswa tidak akan memahami gambar jika gambar tidak jelas atau tidak sama dengan bentuk nyatanya.
c. Tidak dapat melayani siswa dengan gaya belajar auditif dan kinestetik.
d. Membutuhkan waktu yang lama untuk membuat gambar dan ketrampilan khusus menyajikan gambar sesuai wujud aslinya.

3. Media berbasis audio visual
      Teknologi audio visual merupakan cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik, untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual. Karakteristik media berbasis audio visual ialah:
a.    Bersifat linier
b.   Menyajikan visualisasi yang dinamis
c.    Digunakan dengan cara yang sudah ditetapkan sebalumnya oleh perancang atau pembuatnya
d.   Merupakan representasi fisik dari gagasan riil atau gagasan abstrak
e.    Dikembangkan menurut prinsi psikologi behaveiorisme dan kognitif.
f.  Umumnya berorientasi kepada guru, dengan tingkat keterlibatan siswa yang interaktivnya rendah.
            Pengajaran melalui audio visual, memiliki karakteristik pemakaian perangkat keras selama proses belajar, seperti penggunaan proyektor, tape recorder, proyektor visual yang lebar. Jadi pengajaran melalui audio visual adalah produksi dan penggunaan materi yang penerapanya melalui pandangan dan pendengaran serta tidak seluruhnya bergantung pada pemahaman kata atau simbol-simbol yang serupa.

  • Kelebihan media berbasis audio visual:
a. Lebih efektif dalam menerima pembelajaran karena dapat melayani gaya bahasa siswa auditif maupun visual.
b. Dapat memberikan pengalaman nyata lebih dari yang disampaikan media audio   maupun visual.
c. Siswa akan lebih cepat mengerti karena mendengarkan disertai melihat langsung, sehingga tidak hanya membayangkan.
d. Lebih menarik dan menyenangkan menggunakan media audio visual.

  • Kekurangan media berbasis audio visual:
a. Pembuatan media audio visual memerlukan waktu yang lama, karena memadukan 2 elemen yakni audio dan visual.
b. Membutuhkan ketrampilan dan ketelitian dalam pembuatannya.
c. Biaya yang digunakan dalam pembuatan media audio visual cukup mahal.
d. Jika tidak terdapat piranti pembuatannya akan sulit untuk membuatnya(terbentur alat pembuatannya).

4. Media berbasis komputer
Teknologi berbasis komputer merupakan cara menghasilakan atau menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis mikro prosesor. Media berbasis komputer memiliki karakteristik:
       a. Dapat digunakan secara acak, non sekuensial, atau secara linear.
    b.Dapat digunakan berdasarkan keinginan siswa atau berdasarkan keinginan perancang atau pengembang sebagaimana direncanakannya.
       c. Biasanya gagasan-gagasan disajikan dalam gaya abstrak dengan kata, symbol, grafik.
       d. Prinsip-prinsip ilmu kognitif untuk mengembangkan media ini.
       e. Pembelajaran berorientasi pada siswa dan melibatkan interaksi siswa yang tinggi.
            Simulasi pada komputer memberikan kesempatan untuk belajar secara dinamis, interaktif, dan perorangan. Keberhasilan simulasi dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu: skenario, model dasar, dan lapisan pengajaran.

G. Prosedur Pemilihan Media Pembelajaran yang Tepat
Dalam pemilihan media pembelajaran harus memperhatikan efektifitas dan efisiensinya. Ada empat kriteria pemilihan media yang operlu di perhatikan bagaimana dikemukakan oleh Dick dan Carrie :
1. Ketersediaan sumber setempat, bila media yang bersangkutan tidak terdapat pada sumber-sumber yang ada maka harus dibeli atau dibuat sendiri.
2. Ketersediaan dana , tenaga dan fasilitas.
3. Faktor yang menyabngkut keluesan, kepraktisan, dan ketahanan media yang digunakan untuk jangka waktu yang lama; bila digunakan dimana saja dengan peralatan yang ada disekitarnya dan  kapanpun serta mudah dibawa.
4. Efektifitas dan efisiensi biaya dalam jangka waktu yang cukup panjang, skalipun nampaknya mahal, namun lebih murah dibandingkan media lainnya yang hanya digunakan sekali pakai.

Prosedur pemilihan media sebagaimana yang dikemikakan oleh Arif S Sadiman ada tiga model yang dapat dijadikan prosedur dalam pemilihan media yang akan digunakan yaitu:
1. Model flow chart model ini menggunakan eliminasi dalam pengambilan keputusan pemilihan.
2.  Model matrix, berupa penangguhan model pengambilan keputusan, pemilihan sampai seluruh kriteria pemilihannya diidentifikasi.
3. Model Check list, yang menangguhkan keputusan pemilihan sampai semua kriterianya dipertimbangkan.

H. Fungsi Media Pembelajaran
Arsyad (2002), menyebutkan dalam bukunya bahwa media memiliki empat fungsi yaitu:
1.      Fungsi atensi
Media dapat menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi pada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna yang ditampilkan dalam materi pelajaran.
2.      Fungsi afektif
Fungsi media dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa/mahasiswa ketika proses belajar mengajar berlangsung.
3.      Fungsi kognitif
Media dapat mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
4.      Fungsi kompensatoris
Media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian konteks untuk memahami teks, membantu siswa yang lemah dalam membaca, untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.

I. Manfaat Media Pembelajaran
Manfaat media pembelajaran secara umum adalah untuk memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran lebih efektif dan efisien. Cepi dan Rudi (2009) dalam bukunya menyebutkan beberapa manfaat media pembelajaran secara umum adalah sebagai berikut :
1)      Memperjelas pesan agar tidak verbalitis.
2)      Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga dan daya indera.
3)  Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar.
4)  Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori dan kinestetiknya.
5) Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama.
Sedangkan secara lebih khusus manfaat media pembelajaran menurut Sudjana dan Rivai (1992) yaitu:
a) Dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa karena pengajaran akan lebih menarik perhatian mereka.
b)  Makna bahan pengajaran akan menjadi lebih jelas sehingga dapat dipahami siswa dan memungkinkan terjadinya penguasaan serta pencapaian tujuan pengajaran.
c)  Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata didasarkan atas komunikasi verbal melalui kata-kata.
d) Siswa lebih banyak melakukan aktivitas selama kegiatan belajar, tidak hanya mendengarkan tetapi juga mengamati, mendemonstrasikan, melakukan langsung, dan memerankan.
Selain beberapa manfaat media pembelajaran yang sudah disebutkan di atas masih ada beberapa lagi manfaat media pembelajaran menurut beberapa ahli:
a. Menurut Hamalik yang di kutip Azhar Arsyad (2002) mengemukakan bahwa “Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psokologis terhadap siswa”.
b.   Menurut Kemp dan Dayton (1985) yang telah disebutkan dalam dalam bukunya Azhar Arsyad (2002) manfaat Media Pembelajaran adalah:
1)      Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku;
2)      Pembelajaran bisa lebih menarik;
3)      Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan diterapkannya teori belajar dan prinsip-prinsip psikologis yang diterima dalam hal partisipasi siswa, umpan balik dan pengetahuan;
4)      lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat kerana kebnyakan mdia hanya memerlukan waktu sinhkat untuk mengantarkan pesan dam sis pelajaran dalam jumlah yang cukup banyak dan kemungkinanya dapat diserap oleh siswa;
5)  Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan bilaman integrasi kata dan gambar sebagai media pembelajaran dapat mengkomunikasikan elemen-elemen pengetahuan dengan cara yang terorganisasikn dengan baik, spesifik, dan jelas;
6)   pembelajaran dapat diberikan kapan dan dimana diinginkan atau diperlukan terutama jika media pembelajaran dirancang untuk penggunaan secra individu;
7)   Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses belajar dapat ditingkatkan.
8)   Peran guru dapat berubah kea rah yang lebih positif: beban guru untuk menjleskan yang berulang-ulang mengenai isi elajaran dapat dikurangi bahkan dihilangkan sehingga ia dapat memusatkan perhatian kepada aspek penting lain dalam proses belajar mengajar.
c. Menurut Encyclopedia of Educatioanal Reseach dalam Hamalik yang dikutip Azhar Arsyad (2002: 25) merincikan manfaat media pendidikan sebagai berikut:
a. Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berfikir, oleh karena itu mengurangi verbalisme;
b. Memperbesar perhatian siswa;
c. Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembanganbelajar, oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap;
d. Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri dikalangan siswa.
e. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu, terutama melalui gambar hidup;
f. Membantu tumbuhnya pengertian yang dapat membantu perkembangan kemampuan berbahasa;
g. Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain, dan membantu efisiensi dan keragaman yang banyak dalam belajar.

J. Tujuan Media Pembelajaran
Penggunaan media pembelajaran sangat diperlukan dalam kaitannya dengan peningkatan mutu pendidikan.
Media pembelajaran di sekolah digunakan dengan tujuan antara lain sebagai berikut :
1. Memberikan kemudahan kepada peserta didik untuk lebih memahami konsep, prinsip, dan ketrampilan tertentu dengan menggunakan media yang paling tepat menurut sifat bahan ajar.
2. Memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan bervariasi sehingga lebih merangsang minat dan motivasi peserta didik untuk belajar.
3. Menumbuhkan sikap dan ketrampilan tertentu dalam teknologi karena peserta didik tertarik untuk menggunakan atau mengoperasikan media tertentu.
4. Menciptakan situasi belajar yang tidak dapat dilupakan peserta didik.
5. Memperjelas informasi atau pesan pembelajaran.
6. Meningkatkan kualitas belajar mengajar.

Sedangkan Sudjana, dkk. (2002:2) menyatakan tentang tujuan pemanfaatan media adalah:
1. pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menimbulkan motivasi,
2. bahan pelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami,
3. metode mengajar akan lebih bervariasi, dan
4. siswa akan lebih banyak melakukan kegiatan belajar

K. Urgensi Media Pembelajaran
Dalam tahun-tahun belakangan ini telah terjadi pergeseran paradigma dalam pembelajaran ke arah paradigma konstruktivisme. Menurut pandangan ini bahwa pengetahuan tidak begitu saja bisa ditransfer oleh guru ke pikiran siswa, tetapi pengetahuan tersebut dikonstruksi di dalam pikiran siswa itu sendiri. Guru bukanlah satu-satunya sumber belajar bagi siswa (teacher centered), tetapi yang lebih diharapkan adalah bahwa pembelajaran berpusat pada siswa (student centered).
Dalam kondisi seperti ini, guru atau pengajar lebih banyak berfungsi sebagai fasilitator pembelajaran. Jadi, siswa atau pebelajar sebaiknya secara aktif berinteraksi dengan sumber belajar, berupa lingkungan. Lingkungan yang dimaksud (menurut Arsyad, 2002) adalah guru itu sendiri, siswa lain, kepala sekolah, petugas perpustakaan, bahan atau materi ajar (berupa buku, modul, selebaran, majalah, rekaman video, atau audio, dan yang sejenis), dan berbagai sumber belajar serta fasilitas (OHP, perekam pita audio dan video, radio, televisi, komputer, perpustakaan, laboratorium, pusat-pusat sumber belajar, termasuk alam sekitar).
Bertitik tolak dari kenyataan tersebut di atas, maka proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah suatu proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan (isi atau materi ajar) dari sumber pesan melalui saluran/media tertentu ke penerima pesan (siswa/pebelajar atau mungkin juga guru). Penyampaian pesan ini bisa dilakukan melalui simbul-simbul komunikasi berupa simbul-simbul verbal dan non-verbal atau visual, yang selanjutya ditafsirkan oleh penerima pesan (Criticos, 1996).
Berdasarkan batasan-batasan mengenai media seperti tersebut di atas, maka dapat dikatakan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang menyangkut software dan hardware yang dapat digunakan untuk meyampaikan isi materi ajar dari sumber belajar ke pebelajar (individu atau kelompok), yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat pebelajar sedemikian rupa sehingga proses belajar (di dalam/di luar kelas) menjadi lebih efektif.
L. Peranan Media Pembelajaran
Peranan media pembelajaran tidak akan terlihat apabila penggunaannya tidak sejalan dengan isi dan tujuan pembelajaran yang dirumuskan. Oleh karena itu, media pembelajaran yang digunakan harus disesuaikan dengan kebutuhan, situasi, dan kondisi masing-masing. Suatu media tidak harus dinilai dari kecanggihan, tetapi dinilai dari fungsi dan perannya. Media yang digunakan bisa berupa gambar, lukisan, atau video tentang objek tertentu.
Peranan media pembelajaran menurut Sudjana dan Rivai (2009:6-7) adalah (1) alat untuk memperjelas bahan pengajaran pada saat guru menyampaikan pelajaran. Dalam hal ini media digunakan guru sebagai variasi penjelasan verbal mengenai bahan pengajaran; (2) alat untuk dikaji lebih lanjut dan dipecahkan oleh para siswa dalam belajar mengajar; dan (3) sumber belajar bagi siswa, media tersebut berisikan bahan-bahan yang harus dipelajari siswa baik individu maupun kelompok.
Peranan media sangat membantu siswa dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti berusaha memaksimalkan media foto jurnalistik tematik potret bencana dari surat kabar sebagai media pembelajaran menulis poster untuk meningkatkan kualitas siswa maupun guru.



DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhari. 2002. MEDIA PEMBELAJARAN. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Asnawir dan Basyiruddin. 2002. MEDIA PEMBELAJARAN. Jakarta: Ciputat Pers.
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. 2002. MEDIA PENGAJARAN. Bandung: Sinar
Riyana, Cepi. dan Susilana, Rudi. 2009. MEDIA PEMBELAJARAN: Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan dan Penilaian. Bandung: CV WACANA PRIMA.
Sadjiman, Arief S. (dkk). 2005. MEDIA PENDIDIKAN: Pengertian, Pegembangan dan Pemanfaatnnya. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Zakiah Drajat, 1992. ILMU PENDIDIKAN DASAR, Jakarta: Bumi Aksara.
http://multazam-einstein.blogspot.com/2013/05/makalah-klasifikasi-dan-karakteristik.html
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), 
Asnawir dan M. Basyirudin Usman, Media Pembelajaran,(Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm. 11Cecep Kustandi dan Bambang Sudjipto, Media Pembelajaran, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), 
Asnawir dan M. Basyirudin Usman, Media Pembelajaran
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), 
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran,
Cecep Kustandi dan Bambang Sudjipto, Media Pembelajaran,
Kurtek.upi.edu/media/sources/2-klasifikasi media.pdf. 3/4/2013.pkl11:56.
Cecep Kustandi dan Bambang Sudjipto, Media Pembelajaran,
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran,
http://gtnheni.blogspot.com/2011/12/kelebihan-dan-kekurangan-jenis-jenis.html.3/4/2013.pkl11:56.
Cecep Kustandi dan Bambang Sudjipto, Media Pembelajaran
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran
http://gtnheni.blogspot.com/2011/12/kelebihan-dan-kekurangan-jenis-jenis.html, 3/4/2013.pkl.11:50
Cecep Kustandi dan Bambang Sudjipto, Media Pembelajaran
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran

Asnawir dan M. Basyirudin Usman, Media Pembelajaran